Friday, 22 March 2019

"Guru adalah Profesi Impian Saya"

Foto: Nur Suryaningsih

 

Artikel ini merupakan bagian dari seri "Catatan Perjalanan Guru” dengan tema motivasi menjadi guru.

 

Banyak orang memiliki pekerjaan atau profesi impian. Ada yang ingin menjadi dokter, insinyur, pilot, atau guru. Begitu juga dengan saya. Sejak kecil saya bermimpi menjadi guru. Ada banyak alasan yang membuat saya yakin untuk mengejar profesi ini, bahkan hingga saat saya dewasa.

Alasan pertama adalah saya gemar membantu orang lain menjadi mengerti. Saya merasa puas saat bisa membuat orang lain yang awalnya tidak bisa, kemudian menjadi bisa. Kata orang, itulah yang disebut passion. Passion bisa juga diartikan dengan panggilan jiwa atau panggilan hati. Passion juga bisa berarti perasaan atau antusiasme seseorang terhadap sesuatu [kegiatan] sehingga ia dapat terus melakukannya tanpa bosan, dengan ikhlas, dan sukarela.

Mengajar adalah passion saya. Di dalam diri saya ada antusiasme dan semangat untuk mengajar. Oleh karena itu, saya bercita-cita menjadi guru.

Alasan yang kedua adalah fitrah saya sebagai seorang wanita. Saya menyadari bahwa sebagai seorang wanita, pada akhirnya saya mempunyai peran untuk mengurus keluarga. Saya harus mengurus suami dan anak saya. Saya ingin mengerjakan peran itu dengan sangat baik, namun, di sisi lain saya juga ingin menjadi wanita yang mandiri dengan memiliki pekerjaan.

Saya ingin bekerja, tetapi juga ingin kelak mempunyai banyak waktu untuk mendidik anak-anak saya. Saya berpikir bahwa berprofesi sebagai guru bisa mewujudkan keinginan tersebut. Dengan menjadi guru, saya akan mempunyai lebih banyak waktu bersama keluarga daripada bekerja di kantor atau perusahaan swasta.

Selain memungkinkan saya untuk memiliki cukup waktu bersama keluarga, bekerja sebagai guru juga sangat bermanfaat. Saya jadi mengerti ilmu dasar psikologi anak, cara mendidik anak yang baik dan benar, dan lain-lain. Nantinya, semua ilmu itu akan membantu saya menjadi orang tua yang bertanggung jawab dalam mendidik anak. Bagi saya, itu adalah alasan kuat bahwa guru merupakan profesi sempurna bagi wanita.

Alasan terakhir yang mendorong saya untuk berprofesi sebagai guru adalah karena pahala yang “dihasilkan” dari pekerjaan tersebut. Sebagai seorang muslim, saya memercayai sabda Nabi Muhammad saw., “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu): amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh.” (HR Muslim no. 1631)

Salah satu amal yang disebutkan dalam hadis tersebut selaras dengan tugas seorang guru, yaitu mengajarkan ilmu kepada murid-murid. Jika ilmu yang diajarkan kepada murid kemudian diteruskan oleh murid itu kepada orang lain, maka makin banyak pula pahala yang diperoleh guru.

Saat ini saya bersyukur karena cita-cita saya sudah terwujud. Saya berharap bisa menjadi guru yang baik, meneladani, serta menginspirasi murid-murid. Saya ingin menjadi guru yang dicintai oleh para murid dan menjadi jembatan bagi mereka dalam meraih cita-cita.

 

 

* Catatan ini ditulis oleh IK, guru SD yang berasal dari Provinsi Yogyakarta.

** Semua tulisan yang dipublikasikan dalam Catatan Perjalanan Guru merupakan pandangan penulis, telah melalui proses penyuntingan untuk keperluan penulisan populer, dan tidak mewakili pandangan Program RISE di Indonesia ataupun penyandang dana RISE.