Thursday, 26 March 2020

Bekerja dengan Ikhlas dan Maksimal

Foto ilustrasi: Novita Eka Syaputri

 

Artikel ini merupakan bagian dari seri "Catatan Perjalanan Guru” dengan tema pengalaman berkesan selama menjadi guru.

 

Pengalaman antara dunia kuliah dan dunia kerja ternyata berbeda jauh. Ketika baru pertama kali terjun menjadi guru, banyak yang harus dipelajari. Mulai dari mengondisikan kelas, memahami karakter murid, menghadapi wali murid, dan lain-lain. Karena sebelum ikut Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) saya sudah pernah menjadi guru honorer, sedikit banyak saya sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. Tetapi, bekerja di sekolah yang berbeda ternyata menuntut saya untuk belajar beradaptasi dengan lingkungan  baru. Saya harus kembali memahami karakter teman kerja, wali murid, dan murid-murid.

Banyak Pengalaman Berkesan

Sejujurnya, banyak sekali pengalaman berkesan yang saya dapat selama mengajar dalam waktu kurang lebih delapan bulan terakhir. Karena berbagai keterbatasan dan kekurangan di sekolah, saya selalu bertekad dan berniat mengusahakan yang terbaik dalam pekerjaan. Segala tugas saya kerjakan dengan tulus dan ikhlas. Bila dihargai, dipandang positif, atau lain-lain, saya anggap sebagai bonus.

Di sekolah tempat saya sekarang mengajar, program-program yang seharusnya sudah harus dilaksanakan malah belum berjalan. Contohnya, menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun). Saya lalu berinisiatif membuat poster-poster 5S, sekolah ramah anak, penguatan pendidikan karakter, dan tulisan-tulisan lain yang memotivasi. Saya membuat pojok baca di kelas dan mencari donatur buku. Tiap hari, sebelum murid murid mulai belajar, saya mengajak mereka membaca buku dan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza. Tindakan saya itu ternyata berdampak positif bagi murid-murid dan guru-guru lain. Saya mendapat dukungan dan bahkan menjadi inspirasi bagi guru lain.

Talk Less, Do More

Semua itu membuat saya menyadari bahwa sesuatu berawal dari apa yang kita kerjakan. Talk less, do more. Kita tidak perlu banyak bicara dan menghabiskan tenaga untuk meminta orang mengikuti tindakan baik yang kita lakukan. Cukup dengan mengerjakan, melaksanakan, dan menerapkan terlebih dahulu, maka orang lain akan mengikuti langkah kita. Kerjakan apa yang kita ketahui dengan ikhlas dan  maksimal. Memberi contoh akan lebih baik daripada hanya menyuruh dan berkomentar. Selain itu, jangan menjadi sombong karena kita lebih dulu melakukannya.

Yang membuat saya bahagia adalah saat ini mulai tumbuh sikap bersaing untuk belajar di antara sesama murid. Mereka juga saling berlomba untuk membuat kelas masing-masing menjadi nyaman. Perubahan ini membuat saya semakin menikmati pekerjaan ini dan semakin bersemangat untuk melakukan yang terbaik untuk sekolah saya.

Saya lebih berhati-hati dalam bertindak, bertutur kata, dan bersikap dengan sesama guru, kepala sekolah, wali murid, dan para murid. Yang jelas saya makin bersemangat dalam bersaing untuk mencetak juara. Lebih baik  banyak bekerja daripada banyak bicara.

 

* Catatan ini ditulis oleh DP, guru SD di Provinsi Jawa Timur.

** Semua tulisan yang dipublikasikan dalam Catatan Perjalanan Guru merupakan pandangan penulis, telah melalui proses penyuntingan untuk keperluan penulisan populer, dan tidak mewakili pandangan Program RISE di Indonesia ataupun penyandang dana RISE.


Bagikan Postingan Ini